Saturday, April 23, 2011

Ilmu Noetic


Pada dasarnya Noetic Science itu adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang penyelidikan/riset/pembahasan/rasionalisasi dari hal-hal yg bersifat mistik/gaib/divine (keagamaan).
Misalnya saja, masalah indera ke-6, intuisi, stigmata, mimpi pembawa pesan (yg kemudian benar terjadi), firasat, dll... yang tampaknya tidak rasional namun banyak yg mengklaim memang ada (dengan bukti-bukti yg sangat terbatas). Jadi dalam Noetic Science ini manusia berusaha menemukan rasionalisme dalam kejadian2 seperti itu, mengapa hal seperti itu bisa terjadi. Bisa dibilang Noetic Science adalah jembatan fisika dan psikologi antara ilmu pengetahuan logis ("Hard" Science) dan Mistis/Gaib. Maka dari itu Noetic Science sangat erat hubungannya dengan metafisika dan sugesti psikologi.

Prof. Yohanes Surya dalam konsepnya; Mestakung, seMesta menduKung, telah melahirkan banyak fisikawan muda dalam asuhannya. Sebuah konsep yang beliau nyatakan sebagai keadaan atau peristiwa dimana alam semesta benar-benar menunjukkan kekuatannya tanpa campur tangan kita, semua berjalan begitu saja dengan aturan-aturan Fisika. Sebagai contoh, segenggam pasir terdiri dari sebutir pasir yang memiliki massa dan gaya tarik antar sesamanya. Jika kita jatuhkan dari genggaman kita maka akan membentuk sebuah gundukan kecil gunung pasir. Apabila secara konstan kita tambah terus volume pasir yang kita jatuhkan maka dengan sendirinya butiran-butiran pasir tersebut membentuk sudut yang selalu sama untuk membuat sebuah gundukan gunung pasir. Mereka memposisikan diri mereka sendiri. Itulah ketentuan-ketentuan Fisika.

Sejak zaman dahulu kala,, manusia telah mendayagunakan segala kemampuan otaknya untuk memahami alam semesta. Tapi ternyata, kita punya keterbatasan dalam kemampuan ini. Kemampuan untuk memahami hukum-hukum yang berlaku di alam dan memprediksi peristiwa apa yang akan terjadi dengan hukum-hukum tersebut. Semua itu, adalah dalam tahap untuk "memahami pikiran Tuhan". Cukup merasa aneh dengan kata-kata Mr. E tersebut. Tapi jika kita lihat dari percobaan mengenai gaya, perpindahan, masa, kecepatan dan percepatan yang dikembangkan oleh generasi Newtonian sangat mungkin kita bisa memprediksi jarak yang ditempuh oleh suatu benda jika berjalan dalam selang waktu tertentu dan dengan kecepatan tertentu.
Ke semua hal yang diuraikan di atas dalam konsep kita dikenal dengan: Sunnatullah. Ketentuan-ketentuan Allah, hukum-hukum Allah, ilmu-ilmu Allah, yang jika semua pohon-pohon di hutan seluruh dunia dijadikan penanya dan air laut dari seluruh samudera dijadikan tintanya, niscaya tidaklah cukup. Baik itu ilmu yang telah diungkapkan oleh kemampuan manusia. Maupun ilmu-ilmu yang masih dalam ranah niskala dan terkesan sangat esoteris.
*
Manusia, dalam kondisi tertekan dan memfokuskan diri untuk menyerahkan dirinya kepada sesuatu Zat Yang Maha, ternyata bisa membawa perubahan bagi manusia itu sendiri dan perilaku lingkungan terhadap individu tersebut. Seolah, energi dari alam semesta mendukungnya.
Dahulu, saat-saat saya berada pada tingkat 3 Sekolah Menengah Atas, saya harus menentukan masa depan saya. Saat itu, dengan idealisme tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan, sebenarnya saya menginginkan untuk melanjutkan pembelajaran tentang sains pada sebuah universitas negeri terkemuka di negeri ini. Akan tetapi, di lain pihak, saya harus realistis dengan mempertimbangkan kemampuan ekonomi keluarga yang memang dirasa tidak mampu jika harus membiayai semua jenjang pendidikan sampai saya lulus. Di situlah, lantas, saya bersimpuh di masjid sekolahan setelah shubuh saat ada kesempatan menginap di masjid sekolah yang memang dulu sering dilakukan. Pada kesempatan itu, benar-benar saya menyerahkan diri saya kepada Zat yang saya yakini adalah Pencipta Segala. Supreme Being. Yang telah menjadikan semua ada dan Penentu Segala Perkara. Kemudian saya berkeyakinan, bahwa apapun yang saya tentukan, jika diawali dengan pemikiran positif, niscaya akan diberikan jalan oleh-Nya.

Benar saja, ketika saya mengikuti tiga ujian masuk; STAN, STIS, dan SPMB ketiganya lolos. Saya meyakini, ini semua bukanlah kebetulan atau karena faktor keberuntungan saya karena saya pintar atau pandai. Bukan itu esensinya. Kuncinya ada pada keyakinan saya tentang suatu Zat Yang Maha. Keyakinan pikiran saya bahwa saya bisa menjalani semua ujian ini dengan baik. Tentunya keyakinan tersebut bukan hanya berupa keyakinan semata. Akan tetapi, sebuah keyakinan dalam mencapai tujuan tentu mempunyai langkah-langkah untuk memperolehnya. Sama halnya dengan kata-kata Rene Descartes sebenarnya, cogito ergo sum, aku berpikir maka aku ada. Atau dalam pepatah inggris, jika kamu berpikir bisa, maka kamu bisa. Ke semua, berawal dari pemikiran kita. Dan pemikiran kitalah yang menggerakkan, apapun itu, untuk mencapai tujuan kita.
Dalam istilah disiplin ilmu lain, disebut dengan konsep: Noetic.

***

Semua hal yang terjadi di dunia ini bukanlah karena kebetulan. Semua kejadian saling berkaitan dan saling menyebabkan dan mengakibati. Tidak ada satu peristiwa tunggal yang berdiri sendiri tanpa ada kaitannya dengan sebab lain. Walaupun kelihatannya acak, jika dipahami dan diperhatikan aka nada kaitannya dengan peristiwa tertentu. Inilah yang kemudian melahirkan gagasan Teori Chaos di kalangan ilmuwan Fisika atau Matematika.

Konon, Teori Chaos lahir dari rasa ingin tahu manusia terhadap peristiwa yang akan datang. Manusia selalu ingin menanyakan bagaimana sebuah sistem berubah dari waktu ke waktu. Di dalam teori chaos manusia menemukan bahwa bahwa terkadang sebuah perubahan tidaklah serumit sebagaimana ia terlihat. Bahkan dari sistem yang secara matematis sangat sederhana sekalipun dapat dihasilkan pola-pola yang acak. Jadilah, manusia beranggapan bahwasannya hal yang Chaotik (bersifat chaos) adalah hal yang acak, bersifat merusak, atau suatu hal yang sangat sensitif. Akan tetapi, jika kita lihat asal muasal kata chaos dalam mitologi Yunani kita tentu akan heran. Chaos merupakan keadaan awal kemunculan para dewa. Konon kata chaos paling awal ditemukan pada buku Theogeny karya Hesoid, filsuf Yunani yang hidup pada 700 tahun sebelum Masehi. Chaos sendiri dalam bahasa Yunani berarti "membuka kehampaan". Sebagai seorang sosok dewa, Chaos merupakan suatu kehampaan yang menjadi tempat kemunculan objek-objek pertama. Dalam mitos disebutkan objek awal tersebut, dikenal sebagai anak-anak Chaos, yaitu Gaia, Tartarus, dan Eros, sebagian lain menambahkan Nyx dan Erebus.

Ini menunjukkan, keacakan dalam hidup sebenarnya adalah suatu keteraturan yang sangat sempurna. Dan tentunya, tidak terjadi begitu saja. Ada "sesuatu" yang telah mengaturnya. Tiga tahun lalu, saya membaca sebuah novel karya Greg Iles; The Footprint of God, yang dibuka dengan sebuah teka-teki Zen yang cukup menggelitik iman dan nalar: jika semua akan kembali ke tuhan, kemana tuhan akan kembali? Secara singkat, buku itu bercerita tentang pencarian manusia akan hakikat Ilahi, yang terlihat dari visi-visi tokoh utamanya, Dr. Tennant yang di dalamnya saya menangkap pesan tentang visi atau gambaran manusia tentang Tuhan. Yang pada akhirnya, diceritakan, ternyata yang maha kuasa adalah ilmu pengetahuan. Tentu para atheis akan bersorak sorai tentang ending buku itu. Ya, sebuah bacaan yang kurang baik bagi pertumbuhan iman, atau, malah sebagai katalis untuk kembali mempelajari keimanan kita.

Dalam keyakinan kita, ada suatu konsep dalam hadits yang diriwayatkan Aku (Allah) bersama sangkaan hambaku padaku . From thought become thing. Yang berarti, semua berawal dari pemikiran kita tentang suatu hal. Tanyakan pada diri sendiri, kemudian pikirkanlah secara positif, maka semesta akan mendukung pemikiran kita. Hal-hal seperti ini secara tidak langsung telah diterapkan oleh kita. Sebuah meditasi, pengkonsentrasian dalam shalat, metode hypnosis diri, atau tata cara-tata cara penyembuhan alternatif yang ramai di masyarakat, sebut saja mbah tali yang terkenal sangat ampuh menyembuhkan tulang tanpa prosedur medis yang sebagaimana mestinya. Hal ini erat kaitannya dengan konsep Noetic. Kata "noetic" berasal dari kata Yunani "nous" yang dapat diartikan (meskipun tidak secara akurat) sebagai "kesadaran dalam" (inner knowing) ataupun "kesadaran intuitif" (intuitive consciousness) yang merupakan akses langsung terhadap pengetahuan yang melampaui indera normal dan logika pikir kita.

Noetic sciences menggunakan metode scientifik untuk menjelajahi "inner cosmos" atau kosmos di dalam pikiran manusia (kesadaran, jiwa dan spirit) dan bagaimana hal tersebut berhubungan dengan "outer kosmos" yaitu dunia fisik diluar pikiran. Dengan kata lain, ilmu ini mempelajari bagaimana seseorang menjadi sadar akan pengalaman atau kemampuan (intuisi, komunikasi dengan jiwa, energy healing, dll) yang nampaknya secara rasional tidak dapat dijelaskan.

Sudah tentu, ini merupakan konsep yang ada dalam ranah niskala* dan terkesan sangat esoteris**. Sebuah pemahaman yang jika dimengerti secara parsial, justeru akan menganggap diri kita mempunyai kekuatan yang maha. Bisa mencipta dan merubah sesuatu asal kita bersungguh-sungguh. Sebuah konsep yang justeru akan melahirkan manusia-manusia sombong, atheis dan mungkin manusia-manusia denial.

Untuk itu, diperlukanlah suatu bingkai agar pemahaman tersebut dapat tertata secara rapi dan mengatur manusia yang sejatinya bisa menjadi apa saja. Sebuah sistem keyakinan yang saya memusatkan keinginan saya kepada Dia Yang Maha Segala. Keyakinan terhadap hal yang positif dengan tujuan "yakin" Tuhan. Saya memilih sistem Islam dan tujuan yakin Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
**
Bagi sebagian orang, keyakinan yang mereka yakini bukanlah seperti yang saya yakini. Mungkin, mereka yakin terhadap manifestasi tiga wujud dalam satu Zat, kemudian keyakinan terhadap benda atau kesadaran kosmik, bahkan keyakinan terhadap sesuatu yang Maha, tapi tidak bernama, tak terkecuali orang yang tidak percaya akan adanya Zat Yang Maha. Mereka tetap mempunyai keyakinan. Baik itu terhadap ilmu pengetahua, hukum-hukum alam, atau dirinya sendiri.
**
Semoga kita tetap berada dalam keyakinan kita dan senantiasa meyakini keyakinan yang benar.


6 comments:

  1. what a good article

    ReplyDelete
  2. Pembahasan yg "terpelajar"

    setidaknya, cara berpikir Anda menujukkan pribadi yg "positif".

    masih mengimani agama walau pengetahuan senantiasa menggoda untuk tidak percaya.

    Prinsip saya " Percaya kepada Pencipta Tidak akan merugikan kehidupan"

    Ilmu noetic saya tahu dari novel Dan brown. Jadi, sekdar mencari tahu wawasan si penulis dlm mengsingkronkan antara fakta dan adegan. Dan ternyata ilmu itu ada. Mungkin mukjizat seperti menyembuhkan orang dengan berdoa, ilmu seperti ini jawabannya. Hahaha Skenario Allah, siapa yg tahu ?

    Slam bloger kawan. Mungkin, dengan kekuatan pikiran kita bisa berteman. Dan dari pikiran saya bisa terdampar di blog bagus ini. Dan dengan iman, ini takdir untuk kita berteman. Kckckkckckck maaf kalau saya terlalu Alay. Ckckck

    ReplyDelete
  3. saya baru saja membaca novel The Lost Symbol. Dari sana saya melihat seperti yang anda katakan di postingan ini, bahwa, "Sebuah pemahaman yang jika dimengerti secara parsial, justeru akan menganggap diri kita mempunyai kekuatan yang maha. Bisa mencipta dan merubah sesuatu asal kita bersungguh-sungguh. Sebuah konsep yang justeru akan melahirkan manusia-manusia sombong, atheis dan mungkin manusia-manusia denial."

    Dan saya juga merasa begitu. Semua berasal dari Allah SWT. sehebat apapun pikiran kita untuk merubah "kejadian", semua itu tetap berasal dari Yang Maha Kuasa :)

    ReplyDelete
  4. Sangat bermanfaat, terima kasih :)

    ReplyDelete
  5. Sangat bermanfaat, terima kasih :)

    ReplyDelete
  6. Sangat setuju dengan

    Noetic sciences menggunakan metode scientifik untuk menjelajahi "inner cosmos" atau kosmos di dalam pikiran manusia (kesadaran, jiwa dan spirit) dan bagaimana hal tersebut berhubungan dengan "outer kosmos" yaitu dunia fisik diluar pikiran. Dengan kata lain, ilmu ini mempelajari bagaimana seseorang menjadi sadar akan pengalaman atau kemampuan (intuisi, komunikasi dengan jiwa, energy healing, dll) yang nampaknya secara rasional tidak dapat dijelaskan.

    Sudah tentu, ini merupakan konsep yang ada dalam ranah niskala* dan terkesan sangat esoteris**. Sebuah pemahaman yang jika dimengerti secara parsial, justeru akan menganggap diri kita mempunyai kekuatan yang maha. Bisa mencipta dan merubah sesuatu asal kita bersungguh-sungguh. Sebuah konsep yang justeru akan melahirkan manusia-manusia sombong, atheis dan mungkin manusia-manusia denial.

    ReplyDelete